الموضوع: Cukuplah Bagiku Allah, Sebaik-baik Pelindung..

النتائج 1 إلى 1 من 1
  1. افتراضي Cukuplah Bagiku Allah, Sebaik-baik Pelindung..


    اقتباس المشاركة 308854 من موضوع Bayan Keterangan Mengenai Hijab Islami Untuk Seluruh Wanita Umat Islam..

    - 9 -

    Al Imam Nasser Mohammed Al Yamani
    08 - 09 - 1431 هـ
    18 - 08 - 2010 مـ
    02:20 صباحاً
    ـــــــــــــــــــــ


    Cukuplah Bagiku Allah, Sebaik-baik Pelindung..


    Dengan nama Allah Ar Rahman Ar Rahim, salam ke atas para rasul dan segala puji bagi Allah..

    Hei dengar sini, engkau telah berfatwa membolehkan tabarruj (memamerkan kecantikan wanita), engkau menyalahi perintah Allah dalam muhkam Kitab-Nya pada firman Allah Ta'ala:

    dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan khimar ke dada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
    Maha Benar Allah
    [An Nuur:31]


    Malah Ahmad 'Isa Ibrahim menyatakan wanita boleh bertabarruj (berhias dan memamerkan kecantikan), dia telah mengatakan seperti berikut:

    اقتباس المشاركة :
    Sesungguhnya menutup wajah dan kedua telapak tangan wanita di depan bukan mahram adalah bid'ah bikinan orang lelaki, perkara baru yang telah dibuat oleh para salaf, perkara yang mereka adakan itu tidak termasuk perkara yang disyariatkan oleh Allah, kerana wajah dan kedua telapak tangan adalah perhiasan wanita yang biasa tampak, yang merupakan identitas mereka, tidak diperbolehkan untuk menutup wajah wanita di hadapan siapa-siapa pun.
    انتهى الاقتباس


    Ahmad 'Isa Ibrahim bersandar pada firman Allah Ta'ala: dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya, Maha Benar Allah, padahal itu adalah perhiasan yang Allah beri pengecualian di mana boleh bagi wanita untuk menampakkannya, dan perhiasan yang boleh ditampakkan itu bukan untuk selain mahram

    Namun terhadap mahram secara umumnya Allah mengizinkan wanita untuk menampakkan perhiasannya yang biasa tampak dari tubuh mereka, yaitu wajah, kedua telapak tangan dan kedua telapak kaki, dan pakaian wanita menutupi bahagian lain dari tubuh mereka, dengan baju yang menutupi tubuh mereka dari mahram mereka, bahkan wanita boleh menampakkan kepada mahram akan perhiasan mereka yang biasa tampak, demikian itulah hijab wanita di hadapan mahram.

    Adapun hijab wanita di hadapan bukan mahram, maka kalian dapati Allah menyatakan kepada wanita-wanita yang beriman supaya tidak bertabarruj dengan menghias diri dan memamerkan kecantikan, Allah memerintahkan mereka agar berhijab dengan lengkap seluruhnya.

    Pembenaran terhadap firman Allah Ta'ala:
    Dan hendaklah mereka menutupkan khimar ke dada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
    Maha Benar Allah
    [An Nuur:31]

    Siapa yang mengubah maksud firman Allah wahai Syeikh Ahmad, mengapa engkau tidak bertakwa, tidakkah engkau takut kepada Allah
    ?


    Mengenai wanita yang mengajukan kepada lelaki untuk menikahinya, Allah mengizinkan wanita untuk membuka wajahnya kepada lelaki dengan tujuan untuk mengajukan pernikahan, dan Allah mengizinkan si lelaki untuk melihat wajah wanita itu.

    Pembenaran terhadap firman Allah Ta'ala:
    Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma'ruf. Dan janganlah kamu berazam (bertetap hati) untuk beraqad nikah, sebelum habis 'iddahnya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun. (235)
    Maha Benar Allah
    [Al Baqarah]



    Ada antara wanita yang mengajukan diri mereka kepada Nabi untuk menikahinya, tentulah dia membuka wajahnya kepada Nabi sekiranya Nabi mahu menikahinya.

    Pembenaran terhadap firman Allah Ta'ala:
    dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukmin.
    Maha Benar Allah
    [Al Ahzab]


    Maka tentu sahaja si wanita akan membuka wajahnya dengan tujuan mengajukan pernikahan jika Nabi -'alayhis sholaatu was salaam- mahu menikahinya, akan tetapi yang demikian itu adalah sebelum penentuan dan pembatasan isteri-isteri Nabi, yang mana Nabi -shollallaahu 'alayhi wasallam- tidak akan dapat menikahi wanita yang mengajukan padanya untuk dinikahi, sekalipun kecantikan wanita itu menarik hatinya.

    Pembenaran terhadap firman Allah Ta'ala:
    Tidak halal bagimu mengawini perempuan-perempuan sesudah itu dan tidak boleh (pula) mengganti mereka dengan isteri-isteri (yang lain), meskipun kecantikannya menarik hatimu kecuali perempuan-perempuan (hamba sahaya) yang kamu miliki
    Maha Benar Allah
    [Al Ahzaab: 52]


    Namun engkau telah menakwilkan ayat ini tanpa ilmu pengetahuan yang benar, supaya engkau dapat menjadikannya dengan andaian (dhonn), dengan mengikuti persangkaan yang sama sekali tidak berguna untuk mendapatkan kebenaran, engkau menjadikannya sesuai dengan hawa nafsumu untuk melihat wanita mempamerkan kecantikannya, Allah Ta'ala berfirman:
    Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka.
    Maha Benar Allah
    [An Najm:23]


    Adapun perkara-perkara yang disenangi oleh hawa nafsu mereka, maka engkau temukan pernyataan firman Allah Ta'ala:
    Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: "Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya". Katakanlah: "Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji". Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui? (28)
    Maha Benar Allah
    [Al A'raaf]


    Wahai Syeikh Ahmad, demi Allah, sesungguhnya dalam dirimu ada kecondongan untuk berpaling dari ayat-ayat Al Quran yang muhkam, ayat-ayat muhkamat yang jelas lagi menjelaskan bagi setiap orang, antara ayat-ayat itu adalah firman Allah Ta'ala:

    Dan hendaklah mereka menutupkan khimar ke dada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
    Maha Benar Allah
    [An Nuur:31]

    Demikian itulah perhiasan yang zahir, Allah tidak perintahkan untuk menanggalkan pakaian di hadapan mahram; namun hanya perhiasan yang biasa tampak darinya, dan yang dimaksudkan adalah di depan mahram bukan di depan selainnya, lantaran itu sempurnalah hijab wanita yang lengkap buat menutupi perhiasan mereka dari selain mahram dengan firman Allah Ta'ala:

    Dan hendaklah mereka menutupkan khimar ke dada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
    Maha Benar Allah


    Wahai Syeikh Ahmad, demi Allah, tidakkah engkau lihat keteranganmu terhadap Al Quran sama sekali sepi dari dalil bukti yang nyata? Malah engkau menakwilkan sendiri dengan pendapatmu, bukan dengan dalil bukti dari sisi Allah, engkau mengikuti ayat-ayat yang masih perlu dijelaskan lagi supaya engkau dapat menakwilnya sesuai dengan hawa nafsu dan keinginanmu, kerana di dalam hatimu ada kecondongan untuk berpaling dari kebenaran, sebab engkau berpaling dari ayat-ayat muhkam Ummul Kitab pada tajuk perkara yang sama mengenai hijab wanita, engkau mencampakkan ayat-ayat muhkam itu di balik belakangmu, lalu mengikuti ayat-ayat yang masih perlu pada penjelasan lanjut.

    Allah Ta'ala berfirman:
    Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al Qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami". Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (7)
    Maha Benar Allah
    [Aali 'Imran]


    Aku nyatakan dengan kebenaran bahawa engkau termasuk kalangan orang-orang yang Allah firmankan mengenai mereka:
    Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami". Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.
    Maha Benar Allah


    Sekiranya orang-orang yang berakal bertadabbur merenungkan keteranganmu dan keterangan Nasser Mohammed Al Yamani, pasti mereka dapati keteranganmu itu tanpa bukti yang mengesahkan kebenaran ucapanmu, kerana engkau mendatangkan keterangan Al Quran dari dirimu sendiri, sedangkan Nasser Mohammed Al Yamani mendatangkan keterangan dari muhkam Al Quran, dari Ummul Kitab yaitu ayat-ayat muhkamat yang jelas lagi menjelaskan pada tajuk perkara yang dibahas

    Sebagaimana kenyataan Nasser Mohammed Al Yamani untuk menutupi sepenuhnya perhiasan wanita dari selain mahram, lantas dia membawakan bukti nyata ayat muhkam dari Ummul Kitab, yakni firman Allah Ta'ala:
    Dan hendaklah mereka menutupkan khimar ke dada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung
    Maha Benar Allah


    Maka jelaslah bagi kalian bahawa Allah memerintahkan wanita untuk berhijab lengkap di depan bukan mahram dan boleh menampakkan perhiasan mereka yang biasa tampak di depan mahram, aku lihat engkau telah terbungkam dengan keterangan Al Imam Nasser Mohammed Al Yamani, mengenai hijab wanita yang lengkap di depan bukan mahram dan hijab mereka yang tidak lengkap di depan mahram, lalu engkau pergi mengada-adakan kebohongan terhadap Nasser Mohammed Al Yamani

    Engkau mengatakan dia mengubah perkataan dari tempat-tempatnya, aduhai Maha Suci Tuhanku, bagaimana engkau ini berbuat keburukan lalu menuduh Nasser Mohammed Al Yamani pula yang melakukannya! Siapa yang merubah perkataan pada tempatnya, untuk merusakkan maksud dari firman Allah, adakah Syeikh Ahmad 'Isa Ibrahim ataukah Al Imam Nasser Mohammed Al Yamani
    ?
    Kelak akan jelas bagi para pencari kebenaran, melalui dalil bukti terhadap perkara yang dikatakan oleh Nasser Mohammed Al Yamani dan Ahmad 'Isa Ibrahim, kelak mereka akan dapati keteranganmu hampa dari dalil bukti yang jelas dan muhkam dari Kitabullah, malah engkau datangkan ayat yang masih perlu penjelasan, lalu engkau menafsirkannya dengan tafsiran dari dirimu sendiri, seperti firman Allah Ta'ala:
    Tidak halal bagimu mengawini perempuan-perempuan sesudah itu dan tidak boleh (pula) mengganti mereka dengan isteri-isteri (yang lain), meskipun kecantikannya menarik hatimu kecuali perempuan-perempuan (hamba sahaya) yang kamu miliki
    Maha Benar Allah
    [Al Ahzaab:52]


    Lantas Ahmad Ibrahim beristinbath dengan ayat firman Allah Ta'ala:
    meskipun kecantikannya menarik hatimu kecuali perempuan-perempuan (hamba sahaya) yang kamu miliki, Maha Benar Allah, lalu dari yang demikian itu dia mahu mengasaskan fatwa bolehnya bertabarruj bagi wanita secara umumnya terhadap bukan mahram, aduhai Maha Suci Tuhanku! Tidakkah engkau lihat ayat ini berbicara mengenai pernikahan
    ?
    Wanita yang dilihat oleh Nabi itu, sebenarnya adalah disebabkan dia telah datang kepada Nabi untuk mengajukan kepada Nabi supaya menikahinya, maka wanita itu punya hak untuk membuka wajahnya selama mana ianya bertujuan buat mengajukan pernikahan, akan tetapi telah ada larangan terhadap perkara itu dengan adanya penetapan batasan untuk beristeri dan perkara itu telahpun selesai wahai lelaki, tetapi engkau malah berpaling dari ayat Al Quran yang muhkamat, yang merupakan intisari sebenar ajaran Islam dalam perkara hijab untuk wanita, seperti firman Allah Ta'ala:

    Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
    Maha Benar Allah
    [Al Ahzab:59]


    Tatkala para isteri Nabi sahaja yang merupakan para ibu bagi umat Islam, Allah telah haramkan ke atas orang-orang yang beriman untuk muncul melihat mereka di rumah, kerana mereka tidak mengenakan hijab dengan sempurna di rumah, malah mereka hanya mengenakan hijab untuk berhadapan dengan mahram mereka.

    Kerana itu Allah Ta'ala berfirman:
    Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah. (53)
    Maha Benar Allah
    [Al Ahzab]


    Perhatikan firman Allah Ta'ala:
    Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.
    Maha Benar Allah

    Meskipun para isteri Nabi merupakan para ibu bagi mereka dalam Islam, Allah Ta'ala berfirman:
    Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka.
    Maha Benar Allah
    [Al Ahzab 6]

    Sungguhpun begitu, Allah tidak mengizinkan orang-orang beriman untuk masuk ke rumah Nabi menemui mereka, sedang mereka tidak memakai hijab yang lengkap kerana mereka berada di rumah, tentu sahaja mereka tidak mengenakan hijab kecuali hijab ketika berhadapan dengan mahram mereka yang biasa menemui mereka di rumah, yang menampakkan sebahagian perhiasan mereka, yaitu wajah, kedua tangan dan barang perhiasan yang mereka pakai, sebab itu Allah melarang orang-orang beriman yang bukan mahram untuk masuk begitu sahaja menemui isteri-isteri Nabi.

    Allah Ta'ala berfirman:
    Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah. Maha Benar Allah

    Meskipun para sahabat Rasulullah -shollallaahu 'alayhi wasallam- memanggil para isteri Nabi:
    Wahai Ibu "Fulanah", sungguhpun begitu Allah Ta'ala berfirman:
    Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.
    Maha Benar Allah

    Dan penyebab tidak diperbolehkan untuk menikahi para isteri Nabi setelah kewafatan beliau -'alayhish sholawaatu wassalaam- adalah kerana para isteri Nabi merupakan para ibu untuk orang-orang yang beriman.

    Pembenaran terhadap firman Allah Ta'ala:
    Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka.
    Maha Benar Allah
    [Al Ahzab 6]


    Sebab itu adanya perintah larangan ke atas Nabi agar tidak mengganti isteri-isteri beliau dengan menikahi yang lain kerana tidak boleh seorangpun menikahi mereka nantinya setelah Nabi wafat.

    Pembenaran terhadap firman Allah Ta'ala:
    Tidak halal bagimu mengawini perempuan-perempuan sesudah itu dan tidak boleh (pula) mengganti mereka dengan isteri-isteri (yang lain), meskipun kecantikannya menarik hatimu kecuali perempuan-perempuan (hamba sahaya) yang kamu miliki.
    Maha Benar Allah
    [Al Ahzab 52]


    Siapa sebenarnya yang menukar perkataan dari tempatnya, yang mengubah maksud ayat Al Quran wahai Syeikh Ahmad 'Isa Ibrahim? Semoga Allah memaafkanmu, tidak lain ucapanmu itu kecuali kebohongan nyata yang engkau lemparkan pada Nasser Mohammed Al Yamani, dengan mengatakannya mengubah maksud ayat Allah, padahal tuduhanmu itu lebih tepat untuk dirimu sendiri, bukan Nasser Mohammed Al Yamani

    Nasser Mohammed Al Yamani hanya berkewajiban buat menjelaskan Al Quran dengan Al Quran, sebab itu kalian tidak akan temukan Nasser Mohammed Al Yamani membawa dalil bukti dari dirinya sendiri, bahkan dia datangkan dalil bukti dari Al Quran itu sendiri, demikian ini kerana Allah telah menurunkan penjelasan bagi Al Quran itu ada dalam Al Quran, agar Allah menjadikan Al Quran itu sebahagiannya menerangkan sebahagian yang lain, saling menjelaskan dan melengkapi ayat-ayatnya, lantaran itu aku keluarkan hukum keputusan Allah untuk kalian dari Al Quran itu sendiri kerana penjelasan dan keterangannya ada dalam Al Quran.

    Pembenaran terhadap firman Allah Ta'ala:
    Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Al Quran) kepadamu dengan terperinci?
    Maha Benar Allah
    [Al An'aam 114]


    Sekiranya kalian merujuk penjelasan Al Quran, maka akan ada keterangan dalam ayat lain mengenai perkara yang tidak dijelaskan bagi kalian, seperti firman Allah Ta'ala:
    Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.
    Maha Benar Allah
    [Al Baqarah 154]


    Sekiranya kalian mengikuti persangkaan, maka tentu sahaja kalian akan beriktikad para syuhada itu hidup di kuburan mereka, hanya sahaja kalian tidak menyadari kehidupan mereka di sekitar kalian, akan tetapi bilamana kalian benar-benar bertakwa kepada Allah, enggan mengikuti perintah syaitan yang menyuruh kalian untuk mengatakan terhadap Allah pada perkara yang tidak kalian ketahui, lalu kalian tidak mengatakan terhadap Allah pada urusan yang kalian tidak tahu, lantas kalian merujuk penjelasan Al Quran pada perkara itu, maka kelak jelas bagi kalian bahawa para syuhada itu bukannya hidup dalam kehidupan dunia ini, namun mereka hidup di sisi Tuhan mereka, mereka dikurniakan rezeki di Syurga Ma'wa.

    Pembenaran terhadap firman Allah:
    Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhan mereka dengan mendapat rezeki. (169) Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (170)
    Maha Benar Allah
    [Ali 'Imran]


    Sebagaimana lelaki yang mengumumkan keimanannya di hadapan kaumnya lalu kaumnya membunuh lelaki itu. Allah Ta'ala berfirman:
    Dikatakan (kepadanya): "Masuklah ke surga". Ia berkata: "Alangkah baiknya sekiranya kamumku mengetahui. (26) Apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan". (27)
    Maha Benar Allah
    [Yaasiin]


    Kerana itu kalian dapati ayat-ayat Al Quran, sebahagiannya menjelaskan sebahagian yang lain, sebab itu kalian dapati bayan keterangan Nasser Mohammed Al Yamani bagi Al Quran saling berhubung kait antara satu dan yang lain, bayan keterangan kompak yang sebahagiannya menjelaskan sebahagian yang lain, jika demikian, Nasser Mohammed Al Yamani tidak membawakan bayan keterangan untuk kalian dari fikiran dirinya sendiri, malah dia mendatangkan penjelasannya dari Al Quran itu sendiri

    Aku seru kalian kepada Allah agar memutuskan antara kalian dengan kebenaran pada perkara yang kalian perselisihkan dalam agama Islam, aku tidak akan membuat keputusan dari fikiran diriku sendiri, aku hanya keluarkan untuk kalian hukum keputusan Allah di antara kalian dari penjelasan mengenai hukum keputusan itu dari Al Quran.

    Pembenaran terhadap firman Allah Ta'ala:
    Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Al Quran) kepadamu dengan terperinci?
    Maha Benar Allah
    [Al An'aam 114]

    Allah Ta'ala berfirman:
    dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?
    Maha Benar Allah
    [Al Maaidah 50]


    Oleh yang demikian, barangsiapa yang berpaling dari keputusan yang dibuat oleh Nasser Mohammed Al Yamani, maka sesungguhnya dia telah berpaling dari hukum keputusan Allah Tuhan Semesta Alam, dan sesiapa yang menyalahinya maka dia di neraka Jahannam seburuk-buruk tempat kembali, melainkan sekiranya kalian dapati bayan keterangan Nasser Mohammed Al Yamani sama sahaja seperti keterangan Syeikh Ahmad 'Isa Ibrahim, bayan dengan mengikuti persangkaan yang sama sekali tidak berguna untuk mendapatkan kebenaran

    Sekiranya begitu, Allah tidak menjadikan yang demikian sebagai hujjah terhadap kalian, bagaimana pula Allah dapat jadikan kebatilan sebagai hujjah? Maha Suci Dia! Demikian ini kerana mengatakan terhadap Allah dengan persangkaan yang sama sekali tidak berguna untuk mendapatkan kebenaran, bukanlah perintah dari Allah, bahkan suruhan syaitan yang direjam, seperti yang Allah nyatakan kepada kalian mengenai suruhan syaitan supaya kalian tidak menurutinya.

    Allah Ta'ala berfirman:
    Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kalian berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kalian ketahui.
    Maha Benar Allah
    [Al Baqarah 169]


    Adapun bagaimana seorang alim itu dapat mengatakan terhadap Allah pada perkara yang tidak diketahuinya, yaitu bilamana dia berfatwa pada suatu hal mengikut pendapat sendiri secara ijtihad darinya, tanpa hujjah ilmu pengetahuan dari Ar Rahman, maka itulah ucapan terhadap Allah pada perkara yang tidak diketahuinya, adakah yang dikatakannya itu benar dari sisi Allah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui

    Jadi di sini, jelaslah bagi kalian rahasia keunggulan Al Imam Al Mahdi Nasser Mohammed Al Yamani yang melampaui semua orang yang berhiwar dengannya dari kalangan ulama umat, demikian itu kerana aku tidak mengatakan terhadap Allah pada perkara yang aku tidak tahu, apakah ianya benar dari sisi Allah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui, aku tidak mendebat kalian dengan wahyu baru, bahkan dengan ayat-ayat yang jelas lagi menjelaskan dari Al Quran, kitab suci yang ada di tangan kalian.


    Wahai para kekasihku anshar pendahulu yang baik, tidakkah kalian tahu seandainya kalian dapati ada seorang alim yang menegakkah hujjah ke atas Nasser Mohammed Al Yamani dalam sebuah permasalahan, lalu kalian mendebat lawan dalam hiwar dan tetap berdiri di sisi Nasser Mohammed Al Yamani dan kalian mengatakan kebenaran ada bersamanya, walaupun kalian lihat kebenaran sebenarnya ada pada Syeikh Ahmad Ibrahim, jika demikian, maka sesungguhnya telah bangkit kesombongan dalam diri kalian dengan berbuat dosa dan kalian telah taksub buta, dan ini diharamkan ke atas anshar pendahulu yang baik; bahkan hendaklah mereka berpihak pada kebenaran tidak kira dari mana sahaja mereka lihat adanya kebenaran.

    Namun jauh sekali, jauh sekali, aku bersumpah demi Tuhan langit dan bumi, sumpahan yang bersih dari noda, bukan sumpahan pengingkar dan bukan pendosa, tidak ada seorangpun dari kalangan makhluk Allah seluruhnya, baik dari kalangan malaikat, jinn dan manusia dari setiap jenis, yang mampu mengalahkan Al Mahdi Al Muntadhar dari muhkam Al Quran, Kitab suci yang terpelihara dari sebarang perubahan, ini bukan tantangan dari keangkuhan, meja bundar hiwar ini tempat membuat keputusan.


    Kami berterima kasih kepada pihak kru badan administrasi yang diketuai oleh kekasihku di jalan Allah, Al Husain Bin Omar, di atas kesabaran dan toleransi mereka terhadap Syeikh Ahmad 'Isa dan orang-orang yang sepertinya, juga kerana pihak kru tidak mencegah keanggotaannya dan keterangannya, itulah yang membuatkan Al Imam Al Mahdi senang dan dirinya menerima yang demikian itu, agar mudah bagi Al Imam Al Mahdi menyampaikan bayan keterangan Al Quran kepada dunia dan kami menjelaskannya secara terperinci, sesungguhnya Allah menjadikan orang-orang yang mendebat Nasser Mohammed Al Yamani hanyalah di antara penyebab adanya bayan keterangan, agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata, dan orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata

    Namun bilamana ada anggota kru badan administrasi yang meluap-luap kemarahannya terhadap sesiapa yang mendebat tanpa ilmu pengetahuan, lantas menyingkirkan orang itu dan memblokir keanggotaannya, maka itu adalah perkara yang sangat menyedihkan Al Imam Al Mahdi, kecuali sekiranya tindakan itu dengan keputusan dan perintah dari Al Imam Nasser Mohammed Al Yamani, setelah penegakan hujjah dan setelah selesai bayan keterangan mengenai perkara tertentu, sedang orang itu tetap berdegil membuang masa kami, maka di sini Al Imam Nasser Mohammed Al Yamani berhak memutuskan untuk memblokir mereka yang menghabiskan waktu kami tanpa alasan yang benar setelah kami tegakkan hujjah ke atasnya, kami perintahkan Al Hussain Bin Omar untuk menyingkirkannya dari laman web, seperti pohon buruk yang tercabut dengan akarnya dari bumi, tidaklah ia dapat menetap sama sekali.


    Barangkali ada seorang penanya mahu menyelaku dengan mengatakan: "Pelik urusanmu ini wahai Nasser Mohammed Al Yamani, mengapa tidak engkau tujukan sahaja perintah itu secara peribadi kepada Al Hussain Bin Omar dan kepada para anggota kru badan administrasi hiwar, dan mereka tidak akan menyalahi perintahmu
    ?"
    Untuk itu Al Mahdi Al Muntadhar membalas mereka aku katakan:
    Aku ingin melepaskan pertanggungjawabanku di hadapan Allah dan para pencari kebenaran semua, supaya mereka menjadi saksi dengan kebenaran kerana laman web Nasser Mohammed Al Yamani tidak seperti mana-mana laman web milik ulama umat, tidak sesekali tidak demi Tuhanku; Bahkan ianya adalah perintah dari Allah untuk Al Mahdi Al Muntadhar, agar membuka hiwar antara Al Mahdi Al Muntadhar dan orang-orang yang Allah perlihatkan berita ini kepada mereka dari kalangan manusia seluruhnya, yang muslim maupun yang non-muslim, supaya jelas kebenaran bagi sesiapa yang Allah kehendaki antara mereka

    Para ahli anggota badan administrasi tahu bahawa Nasser Mohammed Al Yamani tidak mengatakan kepada mereka dengan perintah yang lain dalam perkara ini melalui pesan peribadi untuk mereka, sedang mereka semua termasuk kalangan yang menjadi saksi, tidak layak bagi kami untuk memperdaya orang-orang, bahkan Allah telah perintahkan kami -para pemimpin yang memimpin manusia berdasarkan petunjuk Kitabullah- agar kami menjadi orang-orang yang benar, dan Allah perintahkan kalian agar bersama kalangan yang benar.

    Pembenaran terhadap firman Allah Ta'ala:
    Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kalian kepada Allah, dan hendaklah kalian bersama orang-orang yang benar.
    Maha Benar Allah
    [At Taubah 119]


    Adapun bagaimana kalian dapat mengenal para pemimpin yang memimpin berdasarkan petunjuk Kitabullah bahawa mereka itu termasuk kalangan yang benar, maka perkaranya mudah sahaja, hendaklah kalian perhatikan dalil bukti dari argumentasi mereka kepada kalian, adakah hujjah mereka merupakan ayat-ayat yang jelas bagi akal fikiran kalian, bagi setiap orang yang memahami bahasa arab di antara kalian, yang terpelajar maupun yang tidak, jika hujjah mereka adalah ayat-ayat muhkamat, maka mereka itulah sesungguhnya yang membawa kebenaran dan mereka membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka bertakwa kepada Allah, mereka tidak mengatakan terhadap Allah pada perkara yang mereka tidak tahu.

    Pembenaran terhadap firman Allah Ta'ala:
    Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan mereka membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
    Maha Benar Allah
    [Az Zumar 33]


    Demikian itu kerana pada mereka perlu ada bukti dari Ar Rahman, yaitu Allah menambahkan kepada mereka penguasaan ilmu pengetahuan melampaui semua ulama umat di zaman mereka, jika sungguh mereka benar-benar pemimpin yang memimpin berdasarkan Kitabullah, dari kalangan orang-orang yang Allah pilih mereka sebagai ketua bagi umat manusia setelah para nabi, maka mereka mestilah termasuk kalangan yang sabar menghadapi perlakuan dan tingkah laku manusia terhadap mereka.

    Pembenaran terhadap firman Allah Ta'ala:
    Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.
    Maha Benar Allah
    [ As Sajdah 24]


    Tidak boleh tidak, bagi para pemimpin yang memimpin berdasarkan Kitabullah, mereka mesti menjadi orang-orang yang ikhlas kepada Tuhan mereka dalam beribadah, tidak mengadakan suatu apapun sebagai sekutu dalam ibadah mereka dengan Allah.

    Pembenaran terhadap firman Allah Ta'ala:
    Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah
    Maha Benar Allah
    [Al Anbiya 73]


    Ini kerana orang-orang yang tidak beriman kepada Allah melainkan mereka dalam keadaan menyekutukan Allah, sesungguhnya mereka telah menzalimi diri mereka sendiri dengan sebenar-benar kezaliman, lantas bagaimana Allah dapat jadikan mereka sebagai para pemimpin yang menyeru umat manusia ke jalan Allah, jika begitu tentu mereka akan membinasakan umat manusia dalam kesyirikan sebagaimana kesyirikan mereka.

    Sebab itu Allah Ta'ala berfirman:
    Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".
    Maha Benar Allah
    [Al Baqarah 124]


    Namun orang-orang yang mengatakan terhadap Allah pada perkara yang tidak mereka ketahui, mereka itu menyangka yang dimaksudkan zalim adalah kesalahan dan dosa, lantas mereka menyatakan kemaksuman para imam dan para rasul, mereka berfatwa bahawa para imam dan para rasul tidak melakukan kesalahan dan dosa padahal sesungguhnya mereka berdusta

    Akan tetapi Nasser Mohammed Al Yamani sebelum ini termasuk kalangan yang melakukan kesalahan dan berbuat dosa, lalu dia bertaubat dan kembali kepada Tuhannya, lantas Allah memilihnya untuk umat manusia sebagai imam yang mulia, dan Allah meneguhkannya dengan bukti kebenaran kepimpinan, yakni penguasaan dalam ilmu pengetahuan Al Quran yang mengungguli semua ulama umat, supaya Allah menjadikan imam pilihan-Nya sebagai pemutus perkara dengan kebenaran di antara mereka yang berselisih dalam urusan agama Islam

    Agar mereka dapat menyatukan kekuatan umat Islam dan menjadikan orang-orang yang mengikuti mereka dari kalangan manusia berada di jalan yang lurus, kerana mereka menyeru umat kepada Allah berdasarkan bashirah ilmu pengetahuan dari Tuhan mereka, tidak dengan ilmu pengetahuan dzonni dan tidak pula dengan fatwa dari hasil ijtihad mereka, lantas mengatakan:

    "Jika aku salah, maka kesalahan itu dari diriku sendiri"

    Kerana itu adalah ucapan dari persangkaan yang sama sekali tidak berguna untuk mendapatkan kebenaran, aku berlindung dengan Allah dari termasuk kalangan yang mengatakan terhadap Allah pada perkara yang tidak mereka ketahui.


    Salam ke atas para rasul dan segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam..

    Saudara kalian, Al Imam Nasser Mohammed Al Yamani
    ــــــــــــــــــــ


    اقتباس المشاركة 44264 من موضوع بيان الحجاب الإسلامي إلى كافة نساء الأمّة..

    - 9 -
    الإمام ناصر محمد اليماني
    08 - 09 - 1431 هـ
    18 - 08 - 2010 مـ
    02:20 صباحاً

    [ لمتابعة رابط المشاركة الأصليّة للبيان ]
    https://nasser-alyamani.org/showthread.php?p=6885
    ـــــــــــــــــــــ



    حسبي الله ونعم الوكيل ..


    بسم الله الرحمن الرحيم، وسلامٌ على المُرسلين، والحمدُ لله ربّ العالمين..
    فاسمع يا هذا، إنك تفتي بتبرج المرأة فتُخالف أمر الله في محكم كتابه في قول الله تعالى:
    {وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُوْلِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاء وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ} صدق الله العظيم [النور:31].

    ولكن أحمد عيسى إبراهيم أفتى المرأة بالتبرج وأفتى بما يلي:
    اقتباس المشاركة :
    إن تغطية الوجه والكفين من قبل المرأة أمام الأجانب هي بدعة ذكورية ابتدعها السلف وفيها خروج عن شرع الله فالوجه والكفين هي من زينة المرأة الظاهرة وهي هويتها ولا يجوز تغطيتها أمام أي إنسان.
    انتهى الاقتباس
    وقد استند أحمد عيسى إبراهيم على قول الله تعالى:{وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا} صدق الله العظيم، وتلك الزينة التي استثناها الله فيأذن للمرأة أن تظهرها فليس ذلك للأجانب بل للأقارب بشكلٍ عام يأذن الله لها أن تظهر زينتها الظاهرة وهي الوجه والكفين والأقدام من الجسد ويغطي باقي الجسد ثوبها الذي يستر جسدها عن أقاربها بل تبدي لهم زينتها الظاهرة، وذلك حجابها أمام المحارم. وأما حجابها عن الأجانب فتجدون فتوى الله للمرأة المؤمنة بعدم التبرّج فأمرها بالحجاب الشامل. تصديقاً لقول الله تعالى: {وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُوْلِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاء وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ} صدق الله العظيم [النور:31]. فمن الذي يُحرّف كلام الله عن مواضعه يا شيخ أحمد، أفلا تتقِ الله؟

    وبالنسبة لعرض المرأة على الرجل بالزواج فيأذن الله لها أن تكشف له عن وجهها بغرض عرض الزواج ويأذن الله له رؤيتها. تصديقاً لقول الله تعالى:
    {وَلا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا عَرَّضْتُمْ بِهِ مِنْ خِطْبَةِ النِّسَاءِ أَوْ أَكْنَنتُمْ فِي أَنفُسِكُمْ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ سَتَذْكُرُونَهُنَّ وَلَكِنْ لا تُوَاعِدُوهُنَّ سِرًّا إِلاَ أَنْ تَقُولُوا قَوْلاً مَعْرُوفًا وَلا تَعْزِمُوا عُقْدَةَ النِّكَاحِ حَتَّى يَبْلُغَ الْكِتَابُ أَجَلَهُ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي أَنفُسِكُمْ فَاحْذَرُوهُ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَفُورٌ حَلِيمٌ} صدق الله العظيم [البقرة:235].

    ومن النساء من تعرض نفسها على النّبيّ للزواج فحتماً تكشف له عن وجهها إن أراد أن يستنكحها. تصديقاً لقول الله تعالى:
    {وَامْرَأةً مُّؤْمِنَةً إِنْ وَهَبَتْ نَفْسَهَا لِلنَّبِيِّ إِنْ أَرَادَ النَّبِيُّ أَن يَسْتَنكِحَهَا خَالِصَةً لَّكَ مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ} صدق الله العظيم[الأحزاب:50].

    فحتماً ستكشف عن وجهها بغرض عرض الزواج عليه إن يشأ عليه الصلاة والسلام، ولكن ذلك من قبل تحديد زوجات النّبيّ فلن يستطيع محمدٌ رسول الله -صلى الله عليه وآله وسلم- أن يتزوج بمن تعرض عليه بغرض الزواج حتى ولو أعجبه حُسنها. تصديقاً لقول الله تعالى:
    {لَا يَحِلُّ لَكَ النِّسَاءُ مِنْ بَعْدُ وَلَا أَنْ تَبَدَّلَ بِهِنَّ مِنْ أَزْوَاجٍ وَلَوْ أَعْجَبَكَ حُسْنُهُنَّ إِلَّا مَا مَلَكَتْ يَمِينُكَ} صدق الله العظيم [الأحزاب:52].

    ولكنك أوّلت هذه الآية بغير الحقّ لتجعلها بالظنّ الذي لا يغني عن الحقّ شيئاً، فتجعلها توافق ما تهواه نفسك من رؤية المرأة المتبرِّجة، وقال الله تعالى:
    {إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظنّ وَمَا تَهْوَى الأنفُسُ وَلَقَدْ جَاءهُم مِّن رَّبِّهِمُ الْهُدَى} صدق الله العظيم [النجم:23].

    فأمّا ما تهواه أنفسهم فتجده في قول الله تعالى:
    {وَإِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً قَالُوا وَجَدْنَا عَلَيْهَا آبَاءَنَا وَاللَّهُ أَمَرَنَا بِهَا قُلْ إِنَّ اللَّهَ لَا يأمر بِالْفَحْشَاءِ أَتَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ} صدق الله العظيم [الأعراف:28].

    ويا شيخ أحمد، وتالله إنّ في قلبك زيغٌ عن آيات الكتاب المحكمات البيّنات لعالِم الأمّة وجاهلها ومنهن قول الله تعالى:
    {وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُوْلِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاء وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ} صدق الله العظيم، فتلك هي الزينة الظاهرة ولم يأمرها أن تتعرّى أمام الأقارب؛ بل تلك هي التي ما ظهر منها ويقصد للأقارب وليس للأجانب، ومن ثمّ تمّ حجب زينتها كاملةً عن الأجانب بقول الله تعالى: {وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُوْلِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاء وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ} صدق الله العظيم.

    ويا شيخ أحمد بالله عليك أفلا ترى أنّ بيانك للقرآن يفتقد السلطان البيّن تماماً؟ بل تأتي بالتأويل من عند نفسك برأيك وليس من عند الله وتتّبع آيات لا يزلنّ بحاجةٍ للبيان حتى تُأوِّلها أنت التأويل الذي يناسب هواك ومُبتغاك، ولذلك في قلبك زيغٌ عن الحقّ كونك تعرض عن آيات أمّ الكتاب في قلب وذات موضوع حجاب المرأة فتذرهنّ وراء ظهرك فتتّبع آياتٍ لا يزلنّ بحاجة للتأويل. وقال الله تعالى:
    {هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أمُّ الكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُوْلُوا الأَلْبَابِ} صدق الله العظيم [آل عمران:7].

    وأفتي بالحقّ أنّك من الذين قال الله عنهم:
    {فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُوْلُوا الأَلْبَابِ} صدق الله العظيم.

    ولو يتدبّر أولو الألباب في بيانك وبيان ناصر محمد اليماني لوجدوا أنّ بيانك يخلو من البرهان على صدق قولك كونك تأتي بالبيان للقرآن من عند نفسك، وأمّا ناصر محمد اليماني فيأتي بالبيان قرآناً محكماً من آيات الكتاب البيّنات المحكمات هُنّ أمّ الكتاب في قلب وذات الموضوع، كمثل فتوى ناصر محمد اليماني بحجب كامل زينة المرأة عن الأجانب ومن ثمّ آتي بالبرهان المبين آيةً محكمةً من آيات أمّ الكتاب وهي قول الله تعالى:
    {وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُوْلِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاء وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ} صدق الله العظيم.

    فتبيّن لكم أنّ الله أمر المرأة بالحجاب التام عن الأجانب ويبدين ما ظهر منها للأقارب، وأرى أنّك قد تلجّمت يا شيخ أحمد في بيان الإمام ناصر محمد اليماني عن حجاب المرأة الشامل أمام الأجانب وحجاب المرأة الجزئي أمام الأقارب، ومن ثمّ ذهبت لتفتري على ناصر محمد اليماني أنه يحرّف الكلم عن مواضعه، ويا سُبحان ربي، كيف أنك تقترف سوءًا ومن ثمّ ترمي به ناصر محمد اليماني! فمن الذي يحرّف الكلم عن مواضعه المقصودة فهل هو فضيلة الشيخ أحمد عيسى إبراهيم أم الإمام ناصر محمد اليماني؟ ولسوف يتبيّن للباحثين عن الحقّ من خلال البرهان لما يقوله ناصر محمد اليماني والذي يقوله أحمد عيسى إبراهيم ولسوف يجدون أنّ بيانك معدومٌ من البرهان البيّن والمحكم من كتاب الله بل تأتي بآية لا تزال بحاجة للبيان ومن ثمّ تفسرها أنت تفسيراً من عند نفسك. كمثال قول الله تعالى:
    {لَا يَحِلُّ لَكَ النِّسَاءُ مِنْ بَعْدُ وَلَا أَنْ تَبَدَّلَ بِهِنَّ مِنْ أَزْوَاجٍ وَلَوْ أَعْجَبَكَ حُسْنُهُنَّ إِلَّا مَا مَلَكَتْ يَمِينُكَ} صدق الله العظيم [الأحزاب:52].

    ومن ثمّ يستنبط لنا أحمد إبراهيم من الآية قول الله تعالى:
    {وَلَوْ أَعْجَبَكَ حُسْنُهُنَّ إِلَّا مَا مَلَكَتْ يَمِينُكَ} صدق الله العظيم، ومن ثمّ يريد أن يؤسِّسَ على ذلك فتوى التبرّج للنساء بشكلٍ عام للأجانب، ويا سبحان ربي! ألم تجد إنّ الآية تتكلم عن الزواج؟ فالتي شاهدَ وجهها النبيُّ إنما كان بسبب أنها عرضت الزواج عليه ويحقّ لها أن تكشف عن وجهها ما دام بغرض الزواج، ولكن قد جاء النهي عن ذلك بتحديد الزوجات وانتهى الأمر يا رجل، ولكنك أعرضت عن آيات الكتاب المحكمات هُنّ أمّ الكتاب في باب الحجاب للمرأة كمثل قول الله تعالى: {يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً} صدق الله العظيم [الأحزاب:59].

    فإذا كانت زوجات النبيّ وهُنّ أمهات المؤمنين حرّم الله على المؤمنين أن يظهروا على رؤيتهنّ في بيوتهن لأنهنّ لم يرتدينَ الحجاب الكامل في بيوتهن بل فقط حجاب الأقارب. ولذلك قال الله تعالى:
    {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتَ النَّبِيِّ إِلَّا أَن يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَى طَعَامٍ غَيْرَ نَاظِرِينَ إِنَاهُ وَلَكِنْ إِذَا دُعِيتُمْ فَادْخُلُوا فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانتَشِرُوا وَلَا مُسْتَأْنِسِينَ لِحَدِيثٍ إِنَّ ذَلِكُمْ كَانَ يُؤْذِي النَّبِيَّ فَيَسْتَحْيِي مِنكُمْ وَاللَّهُ لَا يَسْتَحْيِي مِنَ الْحَقِّ وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعاً فَاسْأَلُوهُنَّ مِن وَرَاء حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ وَمَا كَانَ لَكُمْ أَن تُؤْذُوا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا أَن تَنكِحُوا أَزْوَاجَهُ مِن بَعْدِهِ أَبَداً إِنَّ ذَلِكُمْ كَانَ عِندَ اللَّهِ عَظِيماً} صدق الله العظيم [الأحزاب:53].

    فانظر لقول الله تعالى:
    {وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعاً فَاسْأَلُوهُنَّ مِن وَرَاء حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ وَمَا كَانَ لَكُمْ أَن تُؤْذُوا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا أَن تَنكِحُوا أَزْوَاجَهُ مِن بَعْدِهِ أَبَداً إِنَّ ذَلِكُمْ كَانَ عِندَ اللَّهِ عَظِيماً} صدق الله العظيم، برغم أن نساء النّبيّ هُنَّ أمهاتهم في الدين، وقال الله تعالى: {النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنفُسِهِمْ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ} صدق الله العظيم [الأحزاب:6]، وبرغم ذلك فلم يأذن الله للمؤمنين الدخول عليهن وهنّ غير محجباتٍ بالحجاب التام لأنهنّ في بيوتهن حتماً لا يرتدين إلا حجاب الأقارب الذين يدخلون عليهنّ، ويظهر من زينتهن وجوههن وأيديهن وحليهن، ولذلك نهى الله المؤمنين الأجانب من الدخول عليهنّ. وقال الله تعالى: {وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعاً فَاسْأَلُوهُنَّ مِن وَرَاء حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ وَمَا كَانَ لَكُمْ أَن تُؤْذُوا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا أَن تَنكِحُوا أَزْوَاجَهُ مِن بَعْدِهِ أَبَداً إِنَّ ذَلِكُمْ كَانَ عِندَ اللَّهِ عَظِيماً} صدق الله العظيم، برغم أنّ صحابة رسول الله - صلى الله عليه وآله وسلم - ينادون زوجات النبي: يا أمي "فلانة"، وبرغم ذلك قال الله تعالى: {وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعاً فَاسْأَلُوهُنَّ مِن وَرَاء حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ وَمَا كَانَ لَكُمْ أَن تُؤْذُوا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا أَن تَنكِحُوا أَزْوَاجَهُ مِن بَعْدِهِ أَبَداً إِنَّ ذَلِكُمْ كَانَ عِندَ اللَّهِ عَظِيماً} صدق الله العظيم. وسبب عدم نكاحهن من بعده - عليه الصلاة والسلام - لأنهنّ أمهات المؤمنين. تصديقاً لقول الله تعالى: {النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنفُسِهِمْ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ} صدق الله العظيم [الأحزاب:6].

    ولذلك جاء الأمر بالتحريم على النّبيّ أن يبدلهنّ بأزواجٍ أخريات لأنه لا يحلّ لأحدٍ أن يتزوجهن. تصديقاً لقول الله تعالى:
    {لَا يَحِلُّ لَكَ النِّسَاءُ مِنْ بَعْدُ وَلَا أَنْ تَبَدَّلَ بِهِنَّ مِنْ أَزْوَاجٍ وَلَوْ أَعْجَبَكَ حُسْنُهُنَّ إِلَّا مَا مَلَكَتْ يَمِينُكَ} صدق الله العظيم [الأحزاب:52].

    فمن الذي يحرّف الكلم عن مواضعه يا فضيلة الشيخ أحمد عيسى إبراهيم؟ عفا الله عنك إن هذا إلا بهتانٌ مبينٌ تتهم به ناصر محمد اليماني أنه يحرّف الكلم عن مواضعه المقصودة بينما ذلك الوصف ينطبق عليك تماماً وليس على ناصر محمد اليماني كون ناصر محمد اليماني إنما هو مُكلفٌ بتفصيل القرآن بالقرآن، ولذلك لا تجدون ناصر محمد اليماني يأتيكم البرهان من عند نفسه بل يأتيكم بالبرهان من ذات القرآن، وذلك لأن الله أنزل تفصيله فيه ليجعل القرآن يفصّل بعضه بعضاً، ولذلك أستنبط لكم حُكم الله من ذات القرآن لأن الله أنزل تفصيله فيه. تصديقاً لقول الله:
    {أَفَغَيْرَ اللّهِ أَبْتَغِي حَكَماً وَهُوَ الَّذِي أَنَزَلَ إِلَيْكُمُ الْكِتَابَ مُفَصَّلاً} صدق الله العظيم [الأنعام:114].

    فإذا رجعتم إلى تفصيله فستتبيّن لكم نقطةٌ ليست مبيّنةً في الآية الأخرى كمثال قول الله تعالى:
    {وَلاَ تَقُولُواْ لِمَنْ يُقْتَلُ فِي سَبيلِ اللّهِ أَمْوَاتٌ بَلْ أَحْيَاء وَلَكِن لاَّ تَشْعُرُونَ} صدق الله العظيم [البقرة:154].

    فإذا اتبعتم الظنّ فحتماً سوف تعتقدون أنّ الشهداء أحياءٌ في قبورهم وإنما لا تشعرون بحياتهم من حولكم، ولكن حين تتقون الله فَتَأبَون أن تطيعوا أمر الشيطان الذي أمركم أن تقولوا على الله ما لا تعلمون ثم لا تقولوا على الله ما لا تعلمون ومن ثم ترجعوا إلى تفصيل القرآن فيه فسوف يبين لكم أنّ الشهداء ليسوا أحياءً في الحياة الدُنيا بل أحياء عند ربهم يُرزقون في جنة المأوى. تصديقاً لقول الله تعالى:
    {وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّـهِ أَمْوَاتًا ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ عِندَ رَ‌بِّهِمْ يُرْ‌زَقُونَ ﴿١٦٩﴾ فَرِ‌حِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّـهُ مِن فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُ‌ونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِم مِّنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿١٧٠﴾} صدق الله العظيم [آل عمران].

    كمثل الرجل الذي أعلن إيمانه بين يدي قومه ومن ثمّ قاموا بقتله. وقال الله تعالى:
    {قِيلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ قَالَ يَا لَيْتَ قَوْمِي يَعْلَمُونَ ﴿٢٦﴾ بِمَا غَفَرَ‌ لِي رَ‌بِّي وَجَعَلَنِي مِنَ الْمُكْرَ‌مِينَ ﴿٢٧﴾} صدق الله العظيم [يس].

    ولذلك تجدون أنّ القرآن آية تفصّل آية أخرى ولذلك تجدون إنّ بيان ناصر محمد اليماني للقرآن بيانٌ مُترابطٌ مُحكمٌ يفصّل بعضه بعضاً، إذاً ناصر محمد اليماني لا يأتيكم بالبيان من رأسه من ذات نفسه بل آتيكم بتفصيله من ذات القرآن العظيم فأدعوكم إلى الله ليحكم بينكم بالحقّ فيما كنتم فيه تختلفون في الدين، ولن أحكم بينكم من رأسي من ذات نفسي وإنما أستنبط لكم حكم الله بينكم من تفصيله من ذات القرآن. تصديقاً لقول الله تعالى:
    {أَفَغَيْرَ اللّهِ أَبْتَغِي حَكَماً وَهُوَ الَّذِي أَنَزَلَ إِلَيْكُمُ الْكِتَابَ مُفَصَّلاً} صدق الله العظيم [الأنعام:114]، وقال الله تعالى: {وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ} صدق الله العظيم [المائدة:50].

    إذاً فمن أعرض عن أحكام ناصر محمد اليماني فإنه قد أعرض عن حُكم الله ربّ العالمين ومن خالفه فإنه في نار جهنم وساءت مصيراً، إلا أن تجدوا ناصر محمد اليماني أنّ بيانه للقرآن ليس إلا كمثل بيان الشيخ أحمد عيسى إبراهيم باتباع الظنّ الذي لا يغني من الحقّ شيئاً فلم يجعل الله ذلك حُجّةً عليكم فكيف يجعل الله الباطل حجّةً؟ سبحانه! وذلك لأنّ القول على الله بالظنّ الذي لا يغني من الحقّ شيئاً ليس من أمر الله بل من أمر الشيطان الرجيم كما أفتاكم الله عن أمر الشيطان حتى لا تتبعوه. وقال الله تعالى:
    {إِنَّمَا يأمركُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لا تَعْلَمُونَ} صدق الله العظيم [البقرة:169].

    وأما كيف إنّ العالم يقول على الله ما لم يعلم وذلك حين يفتي في شيء حسب رأيه اجتهاداً منه بغير سُلطان العلم من الرحمن فذلك هو القول على الله بما لا يعلم أنّه الحقّ من لدن حكيمٍ عليمٍ، وهُنا يتبيّن لكم سرّ تفوق الإمام المهديّ ناصر محمد اليماني على كافة الذين حاوروه من علماء الأمّة وذلك لأني لا أقول على الله بما لا أعلم أنه الحقّ من لدن حكيمٍ عليمٍ ولا أُجادلكم بوحيٍ جديدٍ بل بآيات الكتاب البيّنات من القرآن المجيد الذي بين أيديكم.

    ويا أحبتي الأنصار السابقين الأخيار أفلا تعلمون أنّكم لو تجدوا أنّ هُناك عالِم قد أقام الحجّة على ناصر محمد اليماني في مسألةٍ ما ومن ثم تُجادلوا الخصم في الحوار فوقفتم إلى جانب ناصر محمد اليماني فتقولون أنّ الحقّ معه فلو كنتم ترونه مع فضيلة الشيخ أحمد عيسى إبراهيم إذاً فقد أخذتكم العزّة بالإثم وتعصبتم التعصب الأعمى وهذا مُحرّم على الأنصار السابقين الأخيار؛ بل عليهم أن يجنحوا مع الحقّ أينما يرونه. ولكن هيهات هيهات وأقسمُ برب الأرض والسماوات قسم البار بالحقّ وليس قسم كافرٍ ولا فاجر لا يستطيع أن يغلب المهديّ المنتظَر من محكم الذكر المحفوظ من التحريف أحدٌ في خلق الله أجمعين من الملائكة والجنّ والأنس ومن كُلّ جنسٍ، وليس تحدي الغرور وطاولة الحوار هي الحكم.

    ونشكر طاقم مجلس الإدارة وعلى رأسهم حبيبي في الله الحُسين بن عُمر على صبرهم وتحملهم للشيخ أحمد عيسى ومن على شاكلته وعدم حظر عضويته وبيانه فذلك ما يسعد الإمام المهديّ ويرضي نفسه، وذلك حتى يتسنى للإمام المهديّ بيان القرآن للعالمين ونُفصّله تفصيلاً، وإنما جعل الله الذين يجادلون ناصر محمد اليماني من أسباب البيان ليحيى من يحيى عن بيّنة ويهلك من هلك عن بيّنة، ولكن حين يستشيط أحد طاقم الإدارة غضباً من أحد الذين يجادلون بغير علمٍ فيقوم بطرده وحظر عضويته فذلك ما يحزن الإمام المهديّ كثيراً إلا أن يكون بقرارٍ وأمرٍ من الإمام ناصر محمد اليماني من بعد إقامة الحجّة واستكمال البيان في تلك النقطة وهو لا يزال يضيع وقتنا، فهنا يحقّ للإمام ناصر محمد اليماني أن يتخذ القرار بحظر من يضيع وقتنا بغير الحقّ بعد إقامة الحجّة عليه فنأمر الحُسين بن عُمر أن يجتثه من الموقع كشجرةٍ خبيثةٍ اُجتثت من فوق الأرض ما لها من قرار.

    ولربّما يودّ أحد السائلين أن يقاطعني فيقول: "عجيب أمرك يا ناصر محمد اليماني فلماذا لا توجه ذلك الأمر على الخاص إلى الحسين بن عمر وأعضاء طاقم إدارة الحوار ولن يعصوا أمرك؟". ومن ثمّ يردّ عليهم المهديّ المنتظَر وأقول: أريد أن تبرأُ ذمّتي أمام الله والباحثين عن الحقّ جميعاً ليكونوا شهداء بالحقّ كون موقع ناصر محمد اليماني ليس كمثل أي موقع من مواقع عُلماء الأمّة، كلا وربي؛ بل هو أمرٌ من الله إلى المهديّ المنتظَر لفتح الحوار بين المهديّ المنتظَر ومن أظهرهم الله على هذا النبأ من البشر جميعاً مُسلمهم والكافر حتى يتبيّن لمن شاء منهم الحقّ، وأعضاء مجلس الإدارة يعلمون أنّ ناصر محمد اليماني لا يقول لهم أمراً آخر في هذا الشأن عبر الرسائل الخاصة إليهم وهم على ذلك لمن الشاهدين، فلا ينبغي لنا أن نُخادع الناس بل أمرنا الله معشر أئمة الكتاب أن نكون من الصادقين، وأمركم الله أن تكونوا مع الصادقين. تصديقاً لقول الله تعالى:
    {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ وَكُونُواْ مَعَ الصَّادِقِينَ} صدق الله العظيم [التوبة:119].

    وأمّا كيف تعلمون أئمة الكتاب أنهم من الصادقين فالأمر هيّنٌ، فعليكم أن تنظروا إلى البرهان الذي يحاجوكم به فهل هي آياتٌ بيّناتٌ لعقولكم لكلّ ذي لسانٍ عربيٍ منكم عالِمكم وجاهلكم فأولئك قد جاءوا بالصدق وصدقوا به وأولئك هم الصادقون المتقون الذين لا يقولون على الله ما لا يعلمون. تصديقاً لقول الله تعالى:
    {وَالَّذِي جَاء بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ أُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ} صدق الله العظيم [الزمر:33].

    وذلك لأنّه يلزمهم البرهان من الرحمن وهو أن يزيدهم بسطةً في العلم على كافة عُلماء الأمّة في عصرهم إن كانوا حقاً من أئمة الكتاب من الذين اصطفاهم الله أئمة للناس من بعد الأنبياء فلا بُدّ أن يكونوا من الصابرين على الناس. تصديقاً لقول الله تعالى:
    {وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ} صدق الله العظيم [السجدة:24].

    ولا بدّ لأئمة الكتاب أنْ يكونوا من المُخلصين لربِّهم في عبادتهم لا يشركون في عبادتهم مع الله أحداً. تصديقاً لقول الله تعالى:
    {وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا وَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَإِقَامَ الصَّلَاةِ وَإِيتَاء الزَّكَاةِ وَكَانُوا لَنَا عَابِدِينَ} صدق الله العظيم [الأنبياء:73].

    كون الذين لا يؤمنون بالله إلا وهم مُشركون قد ظلموا أنفسهم ظُلماً عظيماً فكيف يجعلهم الله أئمة يدعون الناس إليه إذاً لأردوهم في الإشراك كما يشركون. ولذلك قال الله تعالى:
    {وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَاماً قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِي قَالَ لاَ يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ} صدق الله العظيم [البقرة:124].

    ولكن الذين يقولون على الله ما لا يعلمون زعموا أنّه يقصد ظُلم الخطيئة ومن ثم أفتوا بعصمة الأئمة والمُرسلين، وإنهم لكاذبون. ولكنّ ناصر محمد اليماني كان من الخطّائين المذنبين فتاب إلى ربّه وأناب فاصطفاه الله للناس إماماً كريماً وأيَّده ببرهان صدق الإمامة وهو بسطةٌ في علم الكتاب على كافة علماء الأمّة ليجعل الله من اصطفاه للناس إماماً حكماً بالحقّ بين المُختلفين في الدين حتى يستطيعوا أن يوحّدوا شمل أمّتهم فيجعلوا من اتَّبعهم من الناس على صراطٍ مستقيمٍ كونهم يدعون إلى الله على بصيرةٍ من ربّهم وليس بالعلوم الظنيّة وقول الاجتهاد ومن ثم يقول "فإن أخطأت فمن نفسي"، فذلك قول الظنّ الذي لا يغني من الحقّ شيئاً، وأعوُذ بالله أن أكون من الذين يقولون على الله ما لا يعلمون.

    وسلامٌ على المُرسلين، والحمدُ لله ربّ العالمين..
    أخوكم الإمام ناصر محمد اليماني.
    ــــــــــــــــــــ



    اضغط هنا لقراءة البيان المقتبس..

المواضيع المتشابهه
  1. Cukuplah bagiku Allah, Dia-lah sebaik-baik yang mengurusi dan melindungi..
    بواسطة Risalah Allah في المنتدى Melayu
    مشاركات: 0
    آخر مشاركة: 21-05-2020, 05:31 PM
  2. مشاركات: 0
    آخر مشاركة: 21-08-2018, 12:15 AM
  3. أحسن القصص.. Sebaik-baik kisah (Nabi Musa AS dan Hamba Allah Yang Sholeh)
    بواسطة أبو عزرا في المنتدى Melayu
    مشاركات: 0
    آخر مشاركة: 01-12-2013, 03:25 PM
  4. أحسن القصص.. Sebaik-baik kisah (Nabi Nuh AS)
    بواسطة أبو عزرا في المنتدى Melayu
    مشاركات: 0
    آخر مشاركة: 23-11-2013, 12:59 AM
  5. أحسن القصص.. Sebaik-baik kisah.. (Nabi Adam AS)
    بواسطة أبو عزرا في المنتدى Melayu
    مشاركات: 1
    آخر مشاركة: 16-11-2013, 02:43 AM
ضوابط المشاركة
  • لا تستطيع إضافة مواضيع جديدة
  • لا تستطيع الرد على المواضيع
  • لا تستطيع إرفاق ملفات
  • لا تستطيع تعديل مشاركاتك
  •